Wim Rocky Medalam (Jubi/Mawel) |
Jayapura - Polda
Papua kembali menutup ruang demokrasi dengan menghadang Rakyat Papua
yang hendak menyampaikan aspirasi ke Majelis Rakyat Papua (MRP). Polisi
menghadang rakyat Papua masuk ke halaman kantor lembaga representatif
rakyat Papua itu.
“Mobil polisi langsung palang mobil komando, menabrak masa aksi yang
mengunakan motor yang ada di depan mobil komando. Motor-motor terlempar
jatuh, pengendaranya di tendag dan di caci maki,” ujar Juru Bicara
Komite Nasional Papua, Wim Rocky Mendalama, Senin (13/5).
Menurut Wim, peristiwa itu terjadi pada pukul 11.30 WIT dalam
perjalanan dari perumna 3 Waena, Abepura, menuju kantor MRP, di
Kotaraja, Kota Jayapura, Papua. “Peristiwa brutal ini terjadi pada pukul
11.30 WIT,” ujarnya lagi. Peristiwa penghadangan ini, menurut Wim,
terjadi diluar dugaan.
Sebelumnya, telah kordinasi dengan pihak kepolisian. “Saat orasi di
depan Gapura Uncen lalu kordinasi dengan kapolres. Kaopres fasilitasi
kami mengunakan truk menuju kantor MRP,” ungkapnya. Rakyat yang dalam
perjalanan menuju kantor MRP dengan damai itu harus menerima pertistiwa
penghadangan.“Kami menilai tindakan pihak kemanan ini menutup ruang
demokrasi rakyat Papua di dalam negara demokrasi,” tuturnya.
Peristiwa penghadangan juga terjadi di beberapa sudut kota Jayapura.
“Polisi membubarkan masa aksi dari Sentani dan Jayapura yang hendak
menuju kantor MRP,” tuturnya lagi. Peristiwa yang sama terjadi di
beberapa daerah di Papua. “Teman-teman di Manokwari, Sorong dan Biak
juga dilaporkan,dibubarkan oleh polisi,” katanya.
Menurut Wim, peristiwa ini paling menyakitkan rakyat Papua yang sedang
berduka. Rakyat yang berduka atas peristiwa penembakan tiga warga di
Aimas Sorong, Papua beberapa waktu lalu. “Peristiwa ini paling
menyakitkan rakyat Papua yang hendak menyampaikan aspirasi penembakan di
Sorong pada 1 Mei lalu, ” ujarnya.
Wim menambahkan, pihak keamanan yang bertindak brutal dari pada masa
aksi. “Keamanan brutal,sementara masa aksi tidak anarkis. Masa aksi
dalam situasi damai,” kesalnya. Penghadangan tidak membuat rakyat Papua
mundur. “Kami tidak akan mundur. Kami akan kembali turun jalan minggu
depan,” tegasnya. (Jubi/Mawel)
Sumber : www.tabloidjubi.com
No comments:
Post a Comment