Aliansi Mahasiswa
Papua (AMP), memintah Pemerintah Indonesia Segarah angkat kaki dari Papua dan
tarik Militer (TNI-Polri) dari Tanah Papua. Kehadiran Militer di Papua,
membuat banyak pelanggaran Ham mulai dari Trikora, 19 demsember 1961,
lanjut Aneksasi 1963, serta Pepera dilakukan Manipulatif, hingga
saat ini. sejak 1 mei 2013 dalam satu minggu ini banyak terjani Penembakan,
Penangkapan, swenang-wenang oleh Aparat negara Indonesia terhadap Aktivis,
Masyarakat dan ibu rumah Tangga.
ini sikap
AMP, Peringatan 50 Tahun Aneksasi Papua oleh Indonesia pada 1 Mei 2013 di
Tanah Papua diwarnai dengan aksi represif aparat Militer Indonesia yang
melakukan penembakan kepada rakyat sipil di Kabupaten Sorong dan Biak Numfor.
Penembakan tersebut
mengakibatkan , Abner Malagawak (22 tahun) warga Distrik Makbon,
Kabupaten Sorong tertembak dibagian ketiak kiri tembus kanan. Akhirnya, Abner
tewas ditempat. Selanjutnya, Thomas Blesia (28 tahun), warga Distrik Sakouw,
Kabupaten Sorong Selatan, tewas terkena timah panas di kepala bagian belakang
tembus depan. Saat ini kedua korban masih berada di rumah mereka masing-masing
yakni Distrik Makbon, Kabupaten Sorong dan Sorong Selatan.
Tak hanya Abner dan
Thomas yang tewas terkena tembakan, tiga warga lainnya mengalami
luka-luka. Mereka adalah Salomina Klaivin (37 tahun), warga Distrik Aimas,
Kabupaten Sorong, Herman Lokden (18 tahun) warga kampung Wulek, Kabupaten
Sorong Selatan, dan Andreas Sapisa (32 tahun) warga Distrik Makbon, Kabupaten
Sorong. Salomina Klaivin, luka-luka karena tertembak di perut, paha bagian
kanan, dan dilengan bagian kanan. Herman Lokden mengalami luka-luka kerena
tertembakan di betis kanan tembus sebelah. Selanjutnya, Andreas Sapisa
mengalami luka di bagian ibu jari kaki kanan akibat terkena peluru panas.
Peristiwa
penembakan yang sama juga terjadi di Kabupaten Biak Numfor, tepatnya pada pagi
hari 1 Mei 2013 di jalan Bosnik, seorang warga asal Kampung Biawer Dwar asal
Biak Utara yang bernama Yance Wamaer (30an tahun), juga diketahui meninggal
akibat timah panas aparat militer Indonesia yang melakukan penyisiran setelah
membubarkan secara paksa peringatan 50 Tahun Aneksasi yang dilaksanankan di
Kampung Ibdi.
Dari peristiwa
kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan aparat militer Indonesia terhadap
rakyat Papua, maka Aliansi Mahasiswa Papua [AMP] menuntut rezim SBY-Boediono
untuk, segera ;
1.Tarik Militer
(TNI-Polri) Organik dan Nonorganik dari seluruh Papua sebagai syarat terbukanya
ruang demokrasi di Tanah Papua.
2. Berikan
Kebebasan dan Hak Menentukan Nasib Sendiri (The Right to Self Determination)
bagi rakyat Papua sebagai solusi demokratis.
3. Bebaskan Tapol
Napol Tanpa Syarat.
Ketua Umum Komite Pimpinan Pusat AMP
Rinto Kogoya
Sum:http://www.malanesia.com
No comments:
Post a Comment