Greenpeace saat menyampaikan pesan penyelamatan hutan di Kantor Gubernur Papua beberapa waktu lalu (Foto: portalkbr.com)
PAPUAN, Jayapura — Juru kampanye hutan
Greenpeace Papua, Richarth Charles Tawaru menyayangkan kebijakan sepihak
Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe, yang menebang pohon beringin
yang berada tepat di halaman kantor Gubernur Papua, pagi tadi, Jumat
(19/4/2013).
“Pohon itu mempunya nilai historis yang sangat panjang, dan sudah ada
puluhan tahun lamanya, kami sangat menyayangkan kebijakan Gubernur
Papua yang mengeluarkan perintah untuk menebang pohon tersebut,” ujar
Tawaru, saat dihubungi
suarapapua.com, siang tadi.
Menurut Tawaru, jika Gubernur Papua berinisiatif membuat taman kecil
di halaman kantor Gubernur, maka bukan pilihan yang tepat menebang pohon
tersebut, namun memangkas hingga rapi, kemudian menata taman sesuai
keinginan Gubernur.
“Ini harus menjadi perhatian dari teman-teman aktivis lingkungan,
kenapa sebelum ditebang tidak melakukan aksi protes dilapangan agar
diketahui Gubernur, sekarang pohon sudah ditebang, semua mulai protes,”
cetus Tawaru.
Senada dengan pernyataan Tawaru, Sekertaris Eksekutif Foker LSM
Papua, Lien Maloali, juga menyayangkan kebijakan Gubernur Provinsi
Papua, Lukas Enembe, yang dinilai sepihak menebang pohon tersebut tanpa
mempertimbangkan masukan dan pendapat dari publik.
“Pohon ini ditanam oleh Perdana Menteri PNG, Michael Somare, zaman
Gubernur Mayjen TNI (Purn) Soetran di tahun 1976. Pohon ini ditanam
untuk membuka hubungan baik antara masyarakat Papua dengan PNG, pohon
ini punya nilai sejarah yang sangat tinggi, kami sangat menyayangkan
kebijakan Gubernur,” ujar Maloali, saat ditemui wartawan di halaman
Kantor Gubernur Papua, siang tadi.
Pantau media ini, sejak pukul 08.00 Wit, puluhan masyarakat
menggunakan alat penebang pohon seperti sensor, parang, dan kapak, terus
memangkas, sekaligus menebang batang-batang pohon yang sudah hampir 50
tahun berdiri megah di halaman Kantor Gubernur.
Beberapa buah truck dan mobil pick up untuk mengangkut dahan dan
batangan kayu yang telah ditebang juga diparkir tak jauh dari halaman
kantor Gubernur.
Ratusan pegawai negeri yang sehari-hari bekerja di Kantor Gubernur
Papua, juga terus memantau dan menyaksikan jalannya penebangan pohon.
Beberapa pegawai negeri secara terang-terangan menolak kebijakan
penebangan pohon yang diusulkan Gubernur Papua, sebab pohon beringin
tersebut dinilai punya nilai sejarah penting antara Papua dan negara
Papua New Guinea (PNG).
“Kalau mau dipangkas biar rapi, mungkin tidak masalah, tapi kalau
langsung mau ditebang, kami kira sangat keliru. Pohon ini punya nilai
sejarah yang sangat tinggi, dan harus diketahui juga oleh pak Gubernur,”
ujar salah satu pejabat yang enggan di tulis namanya kepada media ini
di halaman kantor Gubernur.
Beberapa saat lalu Gubernur Papua, Lukas Enembe menyatakan akan
menebang pohon beringin tersebut dengan alasan untuk menata halaman
Kantor Gubernur agar kelihatan lebih rapi.
OKTOVIANUS POGAU
http://suarapapua.com/2013/04/greenpeace-sayangkan-kebijakan-gubernur-tebang-pohon-beringin/
No comments:
Post a Comment