www.papuansbehindbars.org,
siang tadi, Selasa (16/4/2013), pukul 12.07 Wit, diluncurkan secara
resmi oleh sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berhimpun di
dalam Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum dan HAM di tanah
Papua.
“Website ini merupakan media untuk menyampaikan keberadaan
Tapol/Napol, sejarah Tapol/Napol Papua, mereka yang disiksa, ditolak
akses terhadap pendampingan hukum, dipaksa untuk mengaku bersalah, dan
segala macam bentuk pelanggaran HAM lainnya yang menimpah Tapol/Napol,”
ujar Ferdinan Marisan, Direktur Eksekutif Elsham Papua, saat memberikan
keterangan kepada pers siang tadi.
Menurut Marisan, hingga bulan Maret 2013, jumlah tahanan Tapol/Napol
yang mendekam di balik terali besi di seluruh tanah Papua karena tuduhan
makar sebanyak 40 orang.
Dikatakan, dengan hadirnya website resmi Tapol/Napol, sekaligus ingin
menunjukan kepada masyarakat Papua dan pemerintah pusat, juga
masyarakat internasional, jika memang benar ada Tapol/Napol di berbagai
penjara di tanah Papua.
“Menkopolhukam pernah menyatakan di Papua tidak ada Tapol/Napol.
Dengan hadirnya website ini kami ingin menunjukan kalau di Papua memang
ada Tapol/Napol yang didakwa melakukan tindakan makar. Ini harus
diketahui oleh masyarakat Papua sendiri,” tegas Marisan.
Dengan adanya website www.papuansbehindbars.org,
lanjut Marisan, Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum dan HAM
juga akan bekerja sama dengan berbagai kelompok pemerhati HAM lainnya
dalam memantau keberadaan para tahanan politik yang saat ini mendekan
dalam tahanan, baik mereka yang sedang menjalani proses pemeriksaan,
maupun mereka yang sedang menjalani masa hukuman di berbagai penjara di
Papua demi penegakan hak-hak mereka selayaknya.
Sementara itu, Septer Manufandu, Kordinator Koalisi Masyarakat Sipil
Untuk Penegakan Hukum dan HAM melihat banyak tahanan politik disiksa,
dipukul, dan mendapat perlakuan tidak adil, namun kurang mendapat
perhatian dari pemerintah, juga tidak diketahui masyarakat luas.
“Dengan adanya website ini kami akan terus update situasi Tapol/Napol
di Papua, ini juga bertujuan agar informasi tidak bias, tapi dapat
berpusat melalui media ini,” ujar Manufandu, yang juga pernah menjabat
sebagai Sekretaris Eksekutif Foker LSM Papua.
Sekedar diketahui, Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum dan
HAM di tanah Papua terdiri dari lembaga-lembaga maupun perorangan,
yakni, Foker LSM Papua, KontraS, ALDP, Elsham, LBH Papua, KPKC Sinode
GKI, TIKI, AJI Papua, Baptis Voices, Sinode Kingmi Papua, Sinode Baptis
Papua, BUK, SKPKC Fransiskan Papua, Septer Manufandu, Gustaf Kawer, Cs,
Yan Christian Warinussy.
Sedangkan lembaga-lembaga nasional dan internasional, KontraS
Jakarta, National Papua Solidarity (Napas), dan tingkat internasional,
Tapol, Asian Human Rights Commission, East Timor and Indonesia Action
Network, West Papua Network, dan Faith-based Network on West Papua.
OKTOVIANUS POGAU
http://suarapapua.com/2013/04/secara-resmi-koalisi-lsm-luncurkan-website-tapolnapol-papua/
PAPUAN, Jayapura — Situs internet atau website tahanan politik/narapidana politik Papua yang beralamat di
Modul Belajar Bahasa Matbat diluncurkan di Sorong
-
Sorong, Jubi – Matbat Inisiatif atau MI meluncurkan Modul Belajar Bahasa
Matbat. Penerbitan modul tersebut untuk mendukung pelestarian Bahasa Matbat
di K...
4 hours ago
No comments:
Post a Comment