Gambar Ilustrasi
Oleh Tim Diskusi Papua Satu *
Persatuan secara sederhana diartikan sebagai bersatunya bagian-bagian
kecil menjadi kesatuan besar, atau meleburnya beberapa bagian menjadi
satu kesatuan.
Dalam hal ini, sejarah telah membuktikan, bahwa dengan adanya
persatuan, hal-hal yang dahsyat, yang dianggap orang mustahil terjadi,
dapat terjadi, hanya karena adanya persatuan.
Namun, di dalam tulisan ini, penulis hanya ingin menyoroti masalah
persatuan di dalam organisasi perjuangan dalam menentang ketidakadilan
penguasa, sebagai bahan refleksi semua pihak yang membutuhkannya.
Membentuk persatuan menjadi suatu kekuatan yang kuat dengan memiliki
peranan masing-masing di setiap lini sama seperti dalam suatu tim sepak
bola (dari kiper sampai ke striker) saling bekerja sama dalam usaha
mencapai kemenangan dengan penuh disiplin dan saling bekerjasama satu
lini dengan lini yang lain.
Tujuan Organisasi Perjuangan
Organisasi memunyai tujuan tertentu. Pada organisasi perjuangan pada
umumnya, tujuannya selalu seragam, yakni terciptanya sebuah suasana,
dimana ketidak adilan, kekuasaan yang sewenang-wenang, penjajahan, atau
apapun itu yang merugikan pihak yang berjuang tersebut lenyap dari hidup
mereka yang berjuang.
Banyaknya organisasi perlawanan, apalagi dengan perbedaan cara
organisasi organisasi tersebut untuk mencapai titik akhir perjuangan,
tentunya adalah sebuah kesalahan fatal.
Coba lihat sapu lidi. Ia terdiri dari lidi-lidi, yang bila tercerai
berai tak akan berarti apa-apa untuk menyapu kotoran. Bila ia disatukan,
dan dibuatkan tangkai, maka dengan tangkai sapu tersebut, ia akan mampu
menyapu bersih segala kotoran.
Semua organisasi perjuangan pasti memunyai satu tujuan, yakni
mengakhiri penindasan, penjajahan, dan berbagai macam diskriminasi
lainnya terhadap mereka. Untuk mencapai itu, tidak efisien bila ada
banyak organisasi perjuangan.
Apakah semua organisasi perjuangan harus dibubarkan untuk masuk ke
dalam satu garis komando? Tidak perlu dibubarkan. Yang di butuhkan
adalah difusi. Penyatuan massa, struktur kepemimpinan, dan penyatuan
cara kerja menuju tujuan akhir.
Organisasi awal tetap ada, tetapi alangkah baiknya bila ia lebih rendah kedudukannya dari organisasi gabungan tersebut.
Intinya, untuk bersatu, semua organisasi tidak boleh terpecah belah.
Semua harus bergabung ke dalam sebuah media gabungan yang didirikan
bersama, di luar daripada semua organisasi yang ada, sebagai organisasi
gabungan dari semua organisasi perjuangan yang ada. Penyatuan atau
pengolaborasian organisasi dalam satu gabungan wadah adalah kunci
pertama menuju persatuan.
Mengenai Organisasi Perjuangan
Pertama, dalam sebuah gabungan organisasi perjuangan hendaknya di
bagi menjadi 3 bagian utama, yang terpisah, namun saling berhubungan.
Ketiganya itu adalah; Pertama, adalah mereka yang mengurus organisasi.
Kedua, adalah organisasi bayangan, ketiga.
Tujuannya, bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (penangkapan,
pembunuhan, dll) pada pengurus organisasi ada pengurus organisasi
lapisan kedua untuk mengurusnya. Begitu juga seterusnya, selalu harus
ada tim banyangan di belakang pengurus organisasi utama.
Di sini, penting untuk memiliki tim kaderisasi. Dari antara rakyat
yang tertindas, perlu di pilih orang-orang yang berpotensi dan
digembleng, sehingga Sementara rakyat yang tertindas adalah unsur vital.
Tanpa dukungan mereka, organisasi perjuangan tidak berarti apa-apa.
Organisasi perjuangan di satu sisi harus menjadi organisasi
representasi dari aspirasi rakyat yang tertindas. Di lain pihak,
organisasi perjuangan juga harus dapat memberi pendidikan politik, agar
mereka semakin paham, betapa hak mereka dirampas, betapa hak mereka
diperkosa penguasa.
Arah, Tujuan, Saluran dan Sikap Dasar Perjuangan
Pertama, arah perjuangan harus diperjelas dan harus diketahui oleh
segenap rakyat yang tertindas, suara mereka yang diwakilinya itu. Kedua,
Tujuan perjuanga harus jelas, dan harus diketahui oleh berbagai
kalangan, terutama rakyat yang tertindas.
Ketiga, saluran atau cara perjuangan yang diambil dalam berjuang
harus ditetapkan. Cara itu bersifat dasar, sebagai pedoman. Pada proses
selanjutnya dalam perjuangan, organisasi tidak harus fokus pada saluran
dan sikap dasar perjuangannya agar perjuangan yang ditetapkan terus
berlanjut.
Pertanyaannya adalah, mengapa rakyat yang tertindas harus mengetahui
arah, tujuan, cara atau saluran, dan sikap dasar perjuangan? Agar rakyat
yang tertindas tidak bingung, tetapi mempercayai, dan lain-lain. Dengan
mengetahui arah, tujuan, saluran, dan sikap dasar organisasi, rakyat
akan semakin percaya, dan menjadi padu dalam satu barisan komando.
Persatuan: Satu Garis Komando
Pertama-tama adalah persatuan. Itu kunci. Dengan adanya persatuan
antara manusia-manusia pejuang yang memperjuangkan hak rakyat yang
tertindas, juga persatuan organisasi perjuangan dalam satu wadah
persatuan baru, di luar semua organisasi yang ada.
Kedua, membentuk satu garis komando, dengan pemimpin tunggal dan
pengurus di bawahnya. Tetapi ingat, selalu harus ada tim bayangan, tim
lapisan kedua, dan anggota pengkaderan yang selalu siap menggantikan
mereka yang berada di posisi terdepan, bila diperlukan. Semua rakyat
yang tertindas, dan para pejuang harus berada pada satu garis komando,
tetap mendengarkan pemimpinnya, dan tidak terprovokasi.
Provokasi dan Politik Muka Topeng
Sejarah telah membuktikan, bahwa senjata paling ampuh bagi penguasa
untuk menghancurkan kebangkitan kaum yang tertindas, adalah menerapkan
politik adu domba.
Para provokator bukan tidak mungkin akan masuk menyusup ke dalam
organisasi gabungan, untuk menggagalkan persatuan yang dibangun.
Karena pada dasarnya, persatuan seperti itu adalah awal mimpi buruk
mereka, para penguasa. Untuk menyikapi ini, yang diperlukan adalah
kejelian. Merupakan tugas tim pengamat dan tim pemikir, bagaimana
menyelidiki gerak-gerik anggotanya.
Organisasi gabungan harus berani menindak tegas anggotanya yang pro
penguasa, agar perjuangan jalan terus. Yang dimaksud politik muka
topeng, adalah segala macam ‘gula-gula’ yang diberikan oleh penguasa,
untuk mencoba melunakkan radikalisme pejuang, juga untuk mencoba
memengaruhi pejuang.
Praktek dari politik ini, adalah dimana penguasa akan memberi sesuatu
yang kelihatan enak dan menjanjikan, namun jangan tergiur, karena hal
itu bukan karena kebaikan penguasa, melainkan sebuah strategi untuk
membuat jeda panjang perjuangan, atau membuat para pemimpin radikal
lainnya menurun intensitas perlawanannya, dengan macam-macam cara
mereka.
Yang jelas, segala bentuk pendekatan oleh penguasa (ingat:
segalanya) adalah pasti memunyai tujuan untuk menggagalkan, dan
bertujuan untuk menggagalkan persatuan menuju tujuan dari kaum yang
tertindas.
Bersatu Kita Kuat, Berpisah Kita Lemah!
Akhirnya, kaum yang tertindas harus menyadari bahwa mereka memang
ditindas. Mereka harus keluar dari kepertindasan itu, karena itu hak
mereka sebagai sekelompok manusia bebas. Bagaimana perjuangannya agar
mencapai kemerdekaan yang dicita-citakan?
Pertama, adalah difusi, atau peleburan semua organisasi perjuangan
dalam satu wadah baru, yang adalah gabungan seluruh organisasi
perjuangan. Kedua, perlu ada pengurus organisasi berlapis dua, bila
perlu lebih, untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan.
Ketika rakyat yang tertindas sadar bahwa mereka sedang dijajah,
ketika rakyat yang tertindas menyadari bahwa mereka akan binasa dan
dibawa menuju jurang kehancuruan, ketika rakyat yang tertindas memahami
bahwa persatuan adalah kunci menuju pencapaian tujuan, dan bersatu dalam
satu wadah ketika rakyat yang tertindas bangkit dan menyatakan
kebulatan tekad untuk melawan, tak ada satu kekuatan pun yang kan mampu
membendung revolusi mereka.
Akhirnya, yang menjadi Pekerjaan Rumah (PR) organisasi perjuangan
sebenarnya adalah: (1), Bagaimana menyadarkan rakyat yang tertindas,
bahwa mereka dijajah, dan sedang digiring menuju juruang kehancuran;
(2), menyadarkan rakyat yang terjajah agar menyadari mereka dijajah.
Berikut, (3) Menjadi wadah dimana rakyat yang terjajah berkumpul
menjadi satu kekuatan untuk menentang dan menggulingkan sang penguasa
(perlu diketahui, agar tidak terjadi pecah-belah, organisasi perjuangan
harus melebur menjadi satu). (4) dan memimpin rakyat, bersama rakyat
yang tertindas, melawan penguasa.
Sadar, bersatu, dan lawan. Ingat kata-kata indah dari para
pendahulu: “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh dan binasa!
Rapatkan barisan perlawanan.***
Tim diskusi tinggal di Yogyakarta*)
No comments:
Post a Comment