<div style='background-color: none transparent;'></div>
Home » » Papua Lepas dari Penjajahan, Indonesia Pun Lepas dari Dosa-Dosa Politik

Papua Lepas dari Penjajahan, Indonesia Pun Lepas dari Dosa-Dosa Politik

/Penulis, Donatus Bidaipouga Mote//
YOGYA. TIMIPOTU NEWS. Negara Indonesia akan bebas dari belenggu dosa ketika Papua merdeka karena sampai saat ini Negara masih memetik dosa di Papua. Papua bebas dari penjajahan, Negara Indonesia pun bebas dari dosa. Demikian suara hati saya
Sebelumnya mari kita melihat sejarah Negara Indonesia sejak Ir. Soeharto membacakan proklamasikan kemerdekaan sampai pada jaman reformasi ini. Sebab sejarah adalah sesuatu yang harus dipelajari oleh manusia demi memperbaiki masa depan Negara yang baik.
Sejarah telah mencatat dengan rapi bahwa ternyata dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara masih ada penindasan, masih ada diskriminasi, masih ada penganiayaan, pemerkosaan, dan pembunuhan.

Hal ini bukan hanya dilakukan diantara masyarakat itu sendiri namun faktanya telah mengatakan bahwa yang menjalankan penindasan, penganiayaan, penangkapan, diskriminasi, rasisme, dan pembunuhan terhadap masyarakat adalah Negara Indonesia bersama kekuatan militer.
Mari kita berjalan-jalan di Maluku dan membaca situasi disana, pasti kita akan membaca tulisan-tulisan historis bahwa militer pernah memburu manusia yang ada disana. 
Mari kiga juga pergi jalan-jalan di Aceh, tentu saja di Aceh kita melihat bahwa disana Negara bersama militer Indonesia sedang memburu manusia yang ada di Aceh.

Sekarang masih kita coba berdiri membaca situasi di Papua. Disana masih tercatat rapi dalam sejarah kehidupan manusia Papua bahwa, sejak Papua di aneksasikan kedalam NKRI sampai detik ini Negara bersama kekuatan militer Indonesia sudah dan sedang memburu manusia Papua. Sekian ribu manusia Papua hilang karena kekejaman dan kekerasan militer Indonesia di Papua.  Sekian banyak kandungan alam Papua telah dan sedang dikuras habis oleh Negara bersama kekuatan militer, dan sekian banyak orang Papua sedang dipenjarah oleh Negara.

Mari kita bertanya kepada Negara dan militer Indonesia; apakah Negara merasa rugi saat Negara memenjarahkan dan membunuh warga Negara sendiri? Apakah militer pernah merasa berdosa saat mengejar, menangkap, memenjarahkan, dan membunuh manusia? Dan, apakah Negara pernah sadar bahwa segala bentuk kekerasan yang selama ini dilakukan terhadap masyarakat itu telah menghasilkan dosa-dosa politik?

Sejak saya berada di ujung nusantara “Papua”, telinga saya mendengar bahwa, disana militer sedang memburu manusia, mata saya melihat bahwa militer sedang menembak manusia Papua dengan alat Negara “senjata”, dan memori otak saya merekam bahwa, militer sudah mengorbankan manusia Papua dan sedang mengorbankan manusia Papua.

Saya bertanya kepada para tua-tua dari Papua; apakah kita diutus oleh Allah hanya untuk diburu oleh Negara bersama militer Indonesia? Tidak!. Kita diutus oleh Allah untuk hidup dan berkarya demi memuliahkan nama Allah sendiri. Demikian jawaban yang saya terima

Saya kembali bertanya kepada Negara; apakah Negara Indonesia menganggap kami manusia Papua adalah bintang buruan yang mudah diburuh oleh Negara dan militer? Orang Papua adalah ras Melanesia yang tidak sama dengan ras Melayu maka, silahkan mendirikan Negara sendiri. Demikian jawaban dari Negara ras Melayu

Saya pun kembali bertanya kepada tokoh-tokoh agama; bagaimana pandangan agama terhadap kekerasan militer yang selama ini sedang menjadi-jadi terhadap manusia Papua di bumi Papua ini dan apakah itu berdosa atau tidak? Setetes darah manusia yang bertumpuh dari tubuh manusia itu pun sudah dikategorikan dalam dosa apalagi menghilangkan nyawa manusia. Demikian jawaban dari pandangan agama

Akhirnya, kita telah mengatahui bahwa Negara kita “Indonesia” yang tercinta ini sedang menampung dosa-dosa politik di dalam rumah Negara. Sedang memetik buah-buah dosa dari bumi dan dosa-dosa itu sedang disimpang dalam kulkas Negara. Kita tidak tahu kapan akan dinimati dan siapa yang akan dinikmati. Sangat fatal kalau masyarakat yang tidak bersalah itu menjadi sasaran dampak dari dosa-dosa itu.

Maka dari itu, demi menyelamatkan Negara Indonesia yang berketuhan dan demi membangkitkan negara dari kalang kabut dosa perluh memunculkan ide-ide cemerlang dari Negara Indonesia itu sendiri.

Andaikan saya ini orang Indonesia yang ber-ras Melayu maka saya mempunyai ide-ide cemerlang demi Negara Indonesia:
  1. Mari kita lepaskan bangsa Papua untuk merdeka sendiri karena kita telah memetik dosa-dosa politik di tanah Papua
  2. Mari kita lepaskan orang Papua dari penjajahan Indonesia karena kita telah memetik dosa-dosa politik dengan cara pembunuhan
  3. Mari kita lepaskan alam Papua karena kita telah memetik dosa-dosa politik dengan cara menguras habis-habisan kandungan alam Papua secara illegal.
  4. Mari kita membongkar rumah Negara kita yang masih menyimpang dosa-dosa politik itu dan kita kembali meminta maaf kepada bangsa Papua karena apabila kita tidak membongkar dosa-dosa politik itu pasti kita kena musibah.
  5. Mari kita mengembalikan buku sejarah bangsa Papua yang  kita masih sembunyikan itu. Buku sejarah yang di dalamnya termuat 1 Desember 1961 adalah hari kemerdekaan bangsa Papua.
Negara Indonesia akan bebas dari belenggu dosa ketika Papua merdeka karena sampai saat ini Negara memetik dosa di Papua. Papua bebas dari penjajahan, Negara Indonesia pun bebas dari dosa. [Bidaipouga]

Reporter Of Timipotu News
Int. Bidaipouga
Share this article :

No comments:

 
Copyright © 2011. Tuan Tanah Papua News . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Modify by Creating Website. Inpire by Darkmatter Rockettheme Proudly powered by Blogger