Jenderal Goliath Tabuni (topi merah), Panglima Tertinggi TPN-PB (Foto: wpnla.net)
PAPUAN, Puncak Jaya — Jenderal Goliath Tabuni,
Panglima Tertinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNP-PB)
mengaku bertanggung jawab atas insiden penembakan dua anggota TNI di
Kampung Jigonikme, Distrik Ilu, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, pada
Selasa 25 Juni 2013 lalu.
“Saya bertanggung jawab atas penembakan dua anggota TNI dari satuan
Yonif 753 Nabire di Distrik Ilu, Kabupaten Puncak Jaya,” ujar Jenderal
Goliath saat mengkonfirmasi ke admin website resmi TPN-PB di
www.wpnla.net, kemarin.
Jenderal Goliath juga membantah pemberitaan beberapa media massa di
Papua dan Jakarta yang menyebutkan sopir taxi yang ditembak adalah
seorang warga sipil.
“Tidak benar itu warga sipil, dia adalah intelejen Indonesia dari
Yonif 753 Nabire. Dia sering antar jemput anggota TNI diwilayah
tersebut. Memang benar, penembakan dilakukan oleh anak buah saya, atas
perintah saya,” tegasnya lagi.
“Anggota saya tidak bisa menembak warga sipil sembarangan, kalau ada
media yang mengatakan itu masyarakat, maka saya katakan itu bohong.
Kalau TNI yang menembak masyarakat sipil boleh itu biasa, kami tidak
sembarangan menembak,” ujar panglima tertinggi TPN-PB ini.
Untuk mencari dan menangkap anak buahnya yang telah menembak mati dua
anggota TNI, Jenderal Tabuni juga menghimbau agar aparat TNI/Polri
tidak melakukan penyisiran, pengrusakan dan penembakan terhadap warga
sipil.
“Saya siap layani TNI/Polri jika ada yang melakukan pengejaran
terhadap anggota saya, dan kemarin kami sudah ambil senjata milik
anggota itu, sekarang justru kekuatan kami semakin banyak, jadi kami
tidak ragu lagi kalau ada pengejaran terhadap kami, asalkan jangan
terhadap masyarakat sipil Papua,” tegas Jenderal Tabuni.
Sebelumnya, seperti diberitakan beberapa media, Kelompok Sipil
Bersenjata (KSB) dikabarkan menembak mati anggota TNI dari Yonif 753,
Letda Inf I Wayan Sukarta, juga menewaskan Tono, supir mobil jenis Ford
nopol DS 8832 KA, sedangkan kondektur mobil tersebut hingga kini belum
diketahui nasib serta namanya.
Insiden penghadangan terjadi sekitar pukul 14.00 WIT, saat korban
bersama dua anggota TNI lainnya yakni Prada Andi dan Praka Supiyoko,
beserta supir dan kernet hendak kembali ke Ilu setelah melakukan patroli
di kebun anggur Distrik Jigonekme.
OKTOVIANUS POGAU
Sumber: http://suarapapua.com
No comments:
Post a Comment