<div style='background-color: none transparent;'></div>
Home » » Tito Karnavian “Otak” Dibalik Tertutupnya Ruang Demokrasi di Papua

Tito Karnavian “Otak” Dibalik Tertutupnya Ruang Demokrasi di Papua

Kapolda Papua, Irjend (Pol) Tito Karnavian (Foto: ist)
Kapolda Papua, Irjend (Pol) Tito Karnavian (Foto: ist)

PAPUAN, Jayapura — Dorus Wakum, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) di Papua menilai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Irjen (Pol) Tito Karnavian merupakan “otak” dibalik berbagai aksi penangkapan, pembunuhan, hingga pemenjarahan para aktivis di tanah Papua.  
“Saat Tito Karnavian dilantik pada 3 September 2012, ruang demokrasi di tanah Papua semakin ditutup rapat-rapat. Banyak aktivis Papua yang ditangkap, dibunuh, dan bahkan dipenjarahakan tanpa alasan yang jelas,” ujar Wakum, ketika menghubungi suarapapua.com, Selasa (14/5/2013) siang.
Wakum menilai, Tito Karnavian tak pantas menjabat Kapolda Papua, sebab aktivitas masyarakat Papua bukan aksi terorisme seperti yang ia tangani sebelum menjabat sebagai Kapolda Papua.
“Sejak Tito dilantik, kita sudah dengar penemuan bom di Sorong, Wamena, dan Biak, ini rekayasa besar. Tujuannya agar Tito Karnavian bisa diterima di Papua, dan agar mendapat dukungan dari dunia internasional dan masyarakat non-Papua. Di Papua tidak ada teroris, kami rakyat Papua yang perjuangkan hak politik secara damai,” kata Wakum.
Wakum juga menilai, jika Tito Karnavian terus dipertahankan di Papua, maka ekskalasi kekerasan akan semakin meningkat, sebab semua aksi demonstrasi massa secara damai akan di hadapi dengan moncong senjata dan bedil.
“Coba perhatikan Kapolda-Kapolda sebelumnya, walau menurunkan aparat dengan kekuatan penuh, namun tidak separah Kapolda sekarang, dulu rakyat masih sedikit bisa demo, ibadah di Lapangan Mahkam Theys juga diijinkan, sekarang sama sekali tidak, seperti contoh yang terjadi pada tanggal 1 Mei 2013 dan tanggal 13 Mei 2013 kemarin, ini ulah Tito Karnavian,” ujar  Wakum.
Thobias Bagubau, salah satu aktivis HAM di Jayapura sependapat dengan penilaian Wakum. Menurut Bagubau, Kapolda Papua, Tito Karnavian tidak pantas dipertahankan di Papua, sebab situasi Papua akan semakin mencekam, dan jumlah tahanan politik Papua akan semakin meningkat.
“Saat ini kami mau demo tidak bisa. Kalau malam tidur, pasti yang ada pikiran hanya (besok) akan dapat tangkap, disiksa, dan dipukul, saat gelar aksi, beruntung kalau tidak ditembak mati. Ini semua kebijakan dan perintah Kapolda Papua sekarang,” kata Bagubau.
Bagubau juga melihat, Tito Karnavia disisi lain menggunakan pendekatan sosial budaya untuk meluluhkan hati sebagian masyarakat Papua, terutama masyarakat pegunungan tengah, namun disisi lain terus menutup demokrasi dengan membunuh, menangkapa, dan memenjarahkan aktivis Papua.
“Pendekatan-pendekatan yang dilakukan sebenarnya menutup wajah beliau yang sebenarnya. Kapolda Papua harus orang yang mengerti tuntutan, keinginan, dan harapan masyarakat. Jumlah Tapol yang dirilis baru-baru ini oleh Papuan Behinds Bars ada 40 orang, sekarang ada penambahan lagi, di Sorong ada 7, di Jayapura 4, dan di Timika 7, jadinya totalnya berarti 58 orang. Ini jumlah yang sangat banyak,” tambah Bagubau.
Wakum dan Bagubau sependapat jika Kapolda Papua, Tito Karnavian menutupi mati ruang demokrasi di tanah Papua untuk penuhi ambisi pribadinya dalam karir kepolisian, yakni, menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) di waktu-waktu mendatang.
“Ini demi jabatan Kapolri nanti dikemudian hari, Papua akan dijadikan batu loncatan untuk peningkatan karir beliau, kita lihat saja nanti,” tutup Wakum.
Sekilas tentang Tito Karnavian, ia lahir di Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia, 26 Oktober 1964. Ia adalah seorang perwira Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang berhasil membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin Moch Top.
Saat itu, Kombes Tito Karnavian naik pangkat menjadi Brigjen dan naik jabatan menjadi Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Tito Karnavian menggantikan Brigjen (Pol) Saut Usman Nasution, yang menjabat Direktur I Keamanan dan Transnasional Bareskrim Mabes Polri.
Sesuai dengan TR Kapolri tertanggal 3 September 2012, Tito diangkat menjadi Kapolda Papua menggantikan Irjen Pol Bigman Lumban Tobing.
Beberapa posisi yang pernah diduduki Tito Karnavian, Kasatserse Umum Ditserse Polda Metro Jaya, Kadensus 88/Anti Teror, Kapolres Serang, Kasubden Intel Densus 88/Anti Teror Bareskrim Polri, Kadensus 88/Anti Teror (2009-2010).
Da juga Kepala Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT (2010-2012), dan setelah itu dipercayakan untuk mengamankan Papua dengan menjadi orang nomor satu ditubuh kepolisian daerah Papua.
OKTOVIANUS POGAU
Sum: http://suarapapua.com/
Share this article :

No comments:

 
Copyright © 2011. Tuan Tanah Papua News . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Modify by Creating Website. Inpire by Darkmatter Rockettheme Proudly powered by Blogger