Jayapura, - Sejak
pendudukan Indonesia di Papua, krisis kemanusian melanda seluruh wilayah
Papua. Hal itu dinyatakan salah satu aktivis HAM Papua, Sebby Sambom
melalui pers realesnya, yang dikirim ke tabloidjubi.com, Kamis (9/5).
“Indonesia tak pernah mengahargai harkat dan martabat manusia asli
Papua. Manusia Papua menjadi binatang di mata Indonesia. Indonesia
gampang saja mengatakan apa saja kepada orang Papua. Krisis kemanusian
ini sudah mencapai 50 tahun,” kata Sebby.
Selama 50 tahun, dalam kurung waktu 1963 hingga 2013, menurut Sebby,
manusia Papua terus dicurigai, diintimidasi, dikejar, ditangkap,
disiksa, diadili, dipenjarahkan hingga ada yang ditembak mati.
Menurut Sebby, hal itu bisa dilihat dari kasus penembakan yang baru
saja terjadi saat perayaan peringatan aneksasi Papua atau integerasi
Papua ke Indonesaia pada 1 Mei 2013 lalu. “Saat itu, aparat TNI/Polri
menembak mati tiga orang yang dicurigai anggota TPN-OPM, yakni Abner
Malagawak (22 tahun), Thomas Blesia (28 tahun) dan seorang ibu bernama
Salomina Kalaibin (42 tahun),” kata Sebby dalam realeasnya.
Menurut Sebby, tiga hari pasca 1 Mei 2013, tepatnya pada 4 Mei 2013,
dirinya mendapat laporan yang menyatakan pasukan Polda Papua yang
dipimpin Wakapolda Papua Irjen Polisi, Paulus Waterpau menangkap tujuh
warga yang dicurigai Anggota TPN-OPM. Mereka itu, diantaranya,
Obed
Kamesrar (L),
Yordan Magablo (L),
Hengki Magamis (L),
Burningsi (P)
istri Yordan,
Antho Sarup (L),
Klemes Kodimko (L), dan
Dorsela Klemes
(P).
Menurut Sebby, peristiwa itu menyisahkan trauma bagi rakyat Papua.
“Rakyat Papua berada dalam ketakutan. Artinya Indonesia sedang melakukan
kekerasan terhadap orang Papua. Aparat Keamanan Pemerintah Colonial
Republik Indonesia, yang mana telah dan sedang melakukan Pelanggaran
terhadap Kemanusiaan,” paparnya.
Lebih dari itu, menurut Sebby, pembunuhan dan penangkapan ini tak
menyelesaikan persoalan. “Penangkapan dan pembunuhan hanya melahirkan
rasa balas dendam, maupun meradikalisasi ideologi Papua merdeka.
Sehingga pemerintah Indonesia harus menghentikan kekerasan terhadap
Papua. Indonesia harus memadang dan memperlakukan orang Papua sebagai
manusia,” katanya.
Salah satu solusi terbaik, menurut Sebby, pemerintah membuka ruang
perudingan. “Perundingan menjadi solusi orang Papua duduk bersama
pemerintah Indonesia membahasa persoalan Papua. Pemerintah Republik
Indonesia, agar segera hentikan tindak keji yang tak manusiawi dan
merendahkan martabat manusia. Kemudian segera membuka ruang perundingan
segi tiga, guna menjelesaikan masalah status Politik Papua secara
menyeluruh dan tuntas,” jelasnya. (Jubi/Mawel)
Sumber : Tabloid Jubi
No comments:
Post a Comment