Diaz Gwijangge, Anggota DPR RI Komisi X Dapil Papua (Foto: Sem Mirino/SP)
PAPUAN, Jayapura –- Longsor yang terjadi di areal PT.
Freeport Indonesia, tepatnya di Big Gossan, yang telah menewaskan 4
orang, dan 37 masih terperangkap dalam lokasi longsor, serta 9 orang
mendapat perawatan, mendapat tanggapan dari Anggota DPR RI Komisi X,
Daerah Pemilihan Papua, Diaz Gwijangge.
Gwijangge meminta Freeport untuk segera menghentikan produksi, dan
seluruh kekuatan diarahkan untuk mengamankan penyelamatan korban yang
masih terperangkap dalam lokasi longsor.
“Peristiwa yang terjadi di Freeport merupakan musibah bagi dunia
kerja di Papua, artinya Freeport harus memperhatikan keselamatan dari
tenaga kerja, jangan hanya menggeruk kekayaan saja, tapi tidak
memperhatikan keselamatan tenaga kerja terutama mereka yang ada di
under Grown,” ungkapnya, saat ditemui
suarapapua.com, di Jayapura, Kamis (16/5/2013).
Kata Diaz, Freeport sudah bekerja sejak tahun 1960-an, seharusnya
persoalan keselamatan tenaga kerja sudah harus lebih canggih dibanding
tahun-tahun sebelumnya, untuk memberikan rasa aman terhadap keselamatan
tenaga kerja.
“Ini kelalaian yang sudah dilaksanakan Freeport, seharusnya masuk
dalam perusahaan raksasa dibidang pertambangan, sudah harus diterapkan
sistem keselamatan yang canggih dan modern,” tambahnya.
Gwijangge juga membeberkan sejumlah fakta dan data lapangan yang
dirinya peroleh di lapangan di areal Freeport, dimana longsor ini juga
ada hubungan dengan kelalaian manejemen Freeport yang tidak
memperhatikan sistem perangkat pengamanan didalam areal kerja.
“Sewaktu demo karyawan tahun 2011 hingga 2012, ada sebagian sistem
yang rusak, seharusnya manejmen Freeport memperbaiki lebih dulu sebelum
meneruskan produksi, ternyata hal-hal tersebut tidak diperhatikan
menejemen Freeport, dampaknya adalah tenaga kerja yang menjadi korban,”
jelasnya.
Anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat ini juga meminta Freeport
melakukan evaluasi total, dan kemudian memikirkan keselamatan kerja
bagia semua karyawan Freeport yang telah bekerja menghasilkan milyaran
dollar bagi Freepot.
“Saya menilai ini tidak diperhatikan hampir 50 tahun beroperasi di
negeri Amungsa, masa tidak bisa membuat teknologi untuk keselamatan
tenaga kerja, evaluasi total soal keselamatan, baru operasi dilanjutkan,
agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” terangnya.
SEM MIRINO
No comments:
Post a Comment