<div style='background-color: none transparent;'></div>
Home » » Aktivis HAM: Berhenti Urus Pemekaran, Urus Manusia Papua

Aktivis HAM: Berhenti Urus Pemekaran, Urus Manusia Papua

Aktivis HAM Papua, Yones Douw (kanan) dan Erens Rumbiak (kiri). Foto: Yermias
Nabire, MAJALAH SELANGKAH -- Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Papua, Yones Douw dan Erens Rumbiak meminta semua pihak di tanah Papua untuk berhenti urus pemekaran dan politik. Mereka minta semua pihak  urus orang asli Papua  yang semakin habis karena berbagai akibat dan kehidupan sosial ekonomi yang tak menentu.
Hal itu dikatakan dua aktivis HAM itu di Kafe F-Tri  Jalan Kusuma Bangsa Nabire Papua, Rabu, (08/05/13) mengamati jumlah orang asli Papua yang mulai berkurang dan kehidupan sosial dan ekonomi yang semakin tak menentu saat ini di Papua.
Kata mereka, saat ini, orang Papua mulai habis karena berbagai factor, antara lain karena kekerasan aparat, pelayanan kesehatan yang buruk, gizi buruk, HIV, dan akibat lainnya. Sementara, secara  ekonomi dan sosial-budaya dan ekononi juga semakin terpuruk.
"Pemekaran itu bicara soal penduduk. Penduduk orang asli Papua sudah habis. Kalau orang asli Papua mulai habis, lalu ada yang urus pemekaran. Pertanyaannya, pemekaran untuk siapa? Agenda yang paling penting dan mendasar di Papua saat ini adalah bicara soal orang asli Papua yang mulai punah dan ekonomi yang terpinggirkan,kata aktivis HAM berusia 40 tahun, Yones Douw.
Kata dia, wilayah-wilayah di Papua telah gagal selamatkan manusia asli Papua. "Kita bicara bukti saat ini. Saya punya data, saat ini di wilayah pemakaran dalam tiga suku, Mee, Moni dan Yeresiam 42 suku sudah punah dan 47 lainnya siap punah. Mereka mati karena macam-macam akibat," katanya.
Siapa yang tidak tahu. Orang-orang yang urus pemekaran ini telah belajar korupsi. Pemekaran ini atasnamakan rakyat untuk membuka lahan korupsi baru. Orang yang kerja di lapangan sudah tidak ada. Pemekaran itu proses percepat genosida. Pemekaran tidak selamatkan orang Papua, uang tidak selamatkan orang Papua. Buktinya, kematian justru lebih banyak di wilayah-wilayah pemekaran," tuturnya.
Lebih jauh kata dia, orang-orang yang melakukan pemekaran ini otak-otanya sama. Pemekaran ini proyek siapa? Siapa otaknya?,katanya bertanya.
Pada tempat yang sama, Erens Rumbiak juga menanyakan pemekaran ini untuk apa dan untuk siapa. "Pemekaran untuk apa dan untuk siapa? Kami mau data-datanya harus jelas, dengan pemekaran, misalnya Provinsi Papua Tengah ini akan berdampak apa terhadap orang asli Papua? Apakah setelah 5 tahun orang asli Papua akan lebih baik?," kata dia.
"Hingga belasan tahun Otonomi Khusus dan pemekaran sana-sini tetapi kenapa kematian dan kemiskinan ini belum selesai. Kasih data kapan akan membaik? Apakah mereka berani. Kita mau tahu pasti. Pemekaran itu pasti tapi siapa yang akan nikamati. Sementara, kita belum proteksi, DPR, DAP, MRP lemah. Orang datang terus dari luar," kata Erens.
"Bagi saya, orang Papua tidak banyak. Kalau mau pemekaran lagi  kasih data, 5 tahun kemudian akan seperti apa? Pendidikannya bagaimana? Kesehatannya bagaimana? Katanya ada berobat gratis, tetapi saya dituntut 12 juta saat istri operasi  dan akhirnya saya bayar 4 juta," kata Aktivis HAM ELHAM prihatin.
Kata dia, saat ia ke Biak, dirinya telah bicara juga di sana. "Saya bicara di Biak juga. Pemekaran bisa tapi yang menikmati siapa? Di Biak Nunfor itu malah masyarakat yang kumpul uang untuk urus pemekaran. Padahal saat pemekaran sudah jadi, nanti masyarakat asli Papua hanya akan menjadi penonton saja," kata dia.
Untuk itu, Erens dan Yones meminta para Bupati di tanah Papua dan dua Gubernur untuk pikirkan baik-baik kondisi ini sebelum dilakukan pemekaran lagi.
"Para Bupati dan dua Gubernur pikirkan ini baik. Kasihan orang asli Papua ini. Kabupaten dan provinsi yang ada ini kalau dikelola dengan baik dan jujur bisa sejahterakan orang asli Papua. Kan orang Papua tidak banyak kok, sementara uang sangat banyak di Papua," kata mereka berharap. (MS)

Share this article :

No comments:

 
Copyright © 2011. Tuan Tanah Papua News . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Modify by Creating Website. Inpire by Darkmatter Rockettheme Proudly powered by Blogger