Bangsa
Indonesia Katanya Negara Demokrasi tetapi masih kekanak- kanakan atau
belum dewasa mengenai penegakan nilai demokrasi itu.
JAYAPURA-Gabungan Solidaritas Rakyat Papua perubah menjadi brutal oleh mileter Indonesia (Gabungan satuan TNI/Polri,Brimob) 13/05/2013,rencana aksi demo itu sendiri dari perbagai organ yang ada di Papua bersatu untuk menyikapi peristiwa tanggal 1 Mei dimana hari aneksasi di beberapa tempat yang terjadi penembakan rakyat sipil yang (tidak bersenjata) terutama di Sorong (Aimas) diantaranya 3 orang meninggal dunia dan didalamnya ada seorang ibu dan dua laki-laki itu serta ditahan di tahanan sel ,hal itu yang sebagai peduli rakyat bergabung untuk aksi bersama, dan surat ijin sudah diambil ke polda namun, pada saat hari demo berlangsung ternyata di hadang oleh militer Indonesia memaksa membubarkan masa di beberapa titik antara lain di putaran taxi perumnas III Waena dan depan Gapura Uncen , kemudian pihak militer Indonesia dengan kekuatan penuh memukul semua masa aksi pendemo dan mereka menangkap Victor Yeimo ,Ketua Umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB) , Marthen Manggaprow ketua West Papua Nations Autority (WPNA), sebagai penggungjawab lapangan serta ada dua orang aksi masa atas nama Yongky Ulimpa (23),Ely Kobak (17) mereka dipukul dan dibawa ke mapolda .
Gabungan
Aksi Demo Damai itu sendiri tidak hanya oleh satu organ tetapi semua
organ atau pihak antara lain: KNPB,WPNA,BEM UNCEN,BEM SWASTA LAIN YANG
ADA DI JAYAPURA ,PEREMPUAN,LSM,DAP dan GEREJA , hal ini sangat riskan
oleh dimata internasional , arogansi militer indonesia memang brutal
sekali, masa gabungan tidak konflik atau kacau sudah aman dan baik-baik
malah gabungan pihak TNI/Polri bikin keadaan tidak nyaman ,katanya
Negara demokrasi tapi kenyataannya tidak sesuai dengan isinya mereka
sangat busuk , tidak mengerti isi demokrasi itu , sangat disayangkan hal
ini oleh mata internasional bahwa mereka Indonesia sedang panik
ketakutan , masa demo ini dari setiap titik mereka siap dan pergi ke
kantor MRP dimana hak paten mereka disampaikan sebagai hak pemilik TANAH
ini karena memang isinya jelas , mereka tidak ke polda atau kantor DPRP
arogansi militer ini memang saying sekali karena belum dewasa dalam hal
tegakan nilai demokrasi.
Isi stegmen yang mereka sampaikan adalah :
1.Semua Peristiwa yang terjadi ditanah ini ;Gubernur Papua & Papua
Barat, DPRP , MRP , dan semua Pejabat kepala daerah di Tanah Papua akan
membertanggungjawabkan.
2.Bebaskan TAPOL/NAPOL tanpa syarat di seluruh Tanah Papua,baik hari in,tanggal 1 Mei maupun yang sudah lalu-lalu.
2.Negara Indonesia mengaku diri di mata internasional bahwa dia salah dan gagal memanusiakan manusia Papua
3.PBB
membuka sebebas-bebasnya : Jurnalist Internasional masuk di seluruh
Tanah Papua dan memediasi persoalan Papua , Menegakan HAM di Tanah Papua
se deret dengan standar Internasional , Pengakuan Bahwa, Papua Sebagai
Suatu Bangsa yang Besar seperti bangsa-bangsa lain di dunia termasuk
Indonesia.
4.Mendukung
Kantor OPM di Oxfor Inggris (Lodon) oleh Benny Wenda dan support juga
mengenai gabungan MSG di Pasifik agar PBB juga mengakui itu bahwa, Papua
sebagai suatu Bangsa dan kibarkan bendera Papua atau kenegaraan Bintang
Fajar akan berkibar bersama dan berdiri sejajar dengan bendera-bendera
dari negara lainya.
No comments:
Post a Comment