<div style='background-color: none transparent;'></div>
Home » » 23 Mei, Kongres AS Sidang Kondisi HAM Indonesia

23 Mei, Kongres AS Sidang Kondisi HAM Indonesia

tlhrc.house.gov
Amerika Serikat, MAJALAH SELANGKAH -- Kongres Amerika Serikat (AS), Komisi Hak Asasi  Manusia akan sidang soal kondisi Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia pada Kamis, 23 Mei 2013 mendatang pada pukul 10:00-12:00 bertempat Room 2261 of the Rayburn House Office Building.

Seperti Release yang diterima www.majalahselangkah.com,  sidang ini terbuka untuk anggota Kongres, staf Kongres, media massa dan masyarakat umum yag tertarik dengan HAM.  "Sidang ini akan meninjau situasi hak asasi manusia di Indonesia dan kebijakan luar negeri AS dengan pandangan menuju pemilihan presiden dan parlemen di Indonesia pada tahun 2014 mendatang," tulisnya.
Octovianus Mote, Negosiator Perdamaian Papua diundang pada sidang ini untuk memberikan kesaksian tentang  kondisi Hak Asasi Manusia di Papua Barat. Octovianus Mote diberikan waktu untuk bersaksi pada panel II.
"Kondisi HAM akan menjadi diskusi di Kongres AS. Saya akan memberikan kesaksian. Ini akan terbuka untuk umum bagi mereka kebetulan berada di sekitar DC pada hari itu," kata Octovianus Mote kepada www.majalahselangkah.com.
Mereka yang akan berbicara pada sidang itu pada panel I adalah  Deputi Asisten Menteri Dan Baer, Biro Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Tenaga Kerja, Departemen Luar Negeri AS dan  Susan Sutton, Direktur, Dinas Kelautan Asia Tenggara, Departemen Luar Negeri AS.
Sementara pada panel II John Sifton, Direktur Advokasi Asia, Human Rights Watch,  T. Kumar, Direktur Advokasi Internasional, Amnesty International USA, Sri Suparyati, Wakil Koordinator, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), dan Octovianus Mote, Universitas Yale Law School Fellow & mantan wartawan Kompas.

Sidang ini digelar karena setelah reformasi Indonesia telah mengalami banyak perubahan di bidang HAM, termasuk desentralisasi kekuasaan kepada pemerintah daerah telah member kemajuan di berbagai bidang. Juga dianggap peran militer dalam urusan dalam negeri dan keamanan dalam negeri sudah membaik.
Meskipun begitu, Kongres Amerika Serikat menilai situasi hak asasi manusia di Indonesia membutuhkan lebih banyak kemajuan. Militer dan polisi Indonesia yang mempertahankan rasa impunitas di beberapa bagian negara, terutama di Papua.
Dikatakan,  kasus pembunuhan di luar hukum, penangkapan sewenang-wenang dan penahanan banyak dilaporkan antara Juli 2011 dan Juni 2012 dan kekerasan  kebebasan berekspresi, terutama di daerah dengan gerakan pro-kemerdekaan  seperti di Papua saat meningkat. (MS)

 http://majalahselangkah.com/
Share this article :

No comments:

 
Copyright © 2011. Tuan Tanah Papua News . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Modify by Creating Website. Inpire by Darkmatter Rockettheme Proudly powered by Blogger