Jayapura – Terkait pernyataaan Gubernur Papua, Lukas Enembe yang
meminta masyarakat tidak melakukan aksi demo tanggal 1 Mei sebagai
peringatan hari aneksasi Papua oleh pemerintah RI, mendapat pro kontra
dari berbagai pihak. Sekretaris Komisi A DPR Papua Julius Miagoni
menganggap Gubernur keliru karena membatasi hak demokrasi warga
masyarakat untuk menyampaikan aspirasi.
“Apa yang disampaikan gubernur sangat bertentangan dengan azas
demokrasi, karena berupaya membungkam kebebasan berekspresi warga Papua,
dan jelas itu keliru,”ujar Miagoni kepada Bintang Papua, Jumat 26
April.
Menurutnya, di era demokrasi, setiap warga negara berhak menyampaikan
aspirasinya, asalkan tidak anarkis atau melenceng dari kaidah-kaidah
hukum yang berlaku. “Semestinya pemerintah bertugas mengawal aspirasi
masyarakat, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, bukan
malah mencoba membungkamnya,”kata dia.
Gubernur, lanjutnya, jangan membatasi ruang demokrasi masyarakat.
Kegiatan penyampaian aspirasi adalah bagian dari demokrasi. “Peringatan 1
Mei bagi masyarakat Papua kan bukan kali ini saja dilaksanakan, tapi
sudah sejak Indonesia Papua masuk Indonesia, jadi bukan hal
baru,”imbuhnya.
Lanjut dia, masyarakat Papua akan kecewa bila gubernur melarang
pelaksanaan aksi pada 1 Mei sebagai peringatan hari aneksasi.
“Masyarakat pasti kecewa, dan kalaupun diperingati bukan papau langsung
lepas dari NKRI,”tandasnya.
Bila alasannya telah banyak perubahan yang terjadi di Papua dan
pemerintah pusat sangat perhatian, tentu itu harus diakui. Tapi bukan
lantas itu bisa meredakan keinginan masyarakat Papua untuk
memperjuangkan hak politiknya,”tegasnya.
Sumbangan negara ke Papua besar sehingga membatasi peringatan 1 Mei
tidak relevan. Bukan hanya pusat yang berkontrubusi ke Papua, Papua juga
memberikan kontribusi yang besar ke pusat. Banyak kekayaan alam Papua
yang diberikan kepada negara. Harusnya semua pihak harus berpikir
bagaimana dialog bisa dilakukan.
“Bukan persoalan makan minum, tapi ini masalah sejarah. Orang Papua
merasa hak politiknya dirampas. Sehinggga nuraninya untuk menggali
kebenaran itu terus terpatri,”tegasnya.
Julius Miagoni melanjutkan, ini bukan persoalan senag atau tidak,
tapi DPR Papua sebagai refresentasi rakyat, harus mengontrol
pemerintahan. “Ini bagian dari tugas saya mengawasi
pemerintah,”tukasnya. (jir/don/l03)
Sabtu, 27 April 2013 00:24, Binpa
Jelang pilkada, Satgas Cartenz pantau tiga kabupaten di Tanah Papua
-
Jayapura, Jubi – Menjelang pilkada serentak 27 November 2024, Tim Asistensi
Damai Cartenz 2024 meninjau kesiapan pilkada di tiga kabupaten,
diantaranya, ...
5 hours ago
No comments:
Post a Comment