Hal ini dikemukakan Musa Sombuk, mewakili akademisi dari Universitas Negeri Papua (Unipa) Manokwari, Papua Barat, saat ditemui tabloidjubi.com di Abepura, Kota Jayapura, Jumat (26/4). Menurutnya, dihari kematian Arnold C. AP, 26 April 1986, dirinya pantas diberi gelar ‘bapak identitas pribumi Papua.’ “Selain Arnold, persipura, group blacbrothers dan rio grime juga pantas diberi gelar itu,” kata Sombuk.
Sombuk menilai, group mambesak yang pelopori Arnold Ap, group blacbrothers, group rio grime dan persipura serta Otsus dan Majelis Rakyat Papua (MRP) adalah satu garis kontrol melanesia. Kemudian, lanjut dia, Arnold di zamannya dicap sebagai separatis dan pemberontak. Zaman sekarang, bagi mereka yang mengkritisi soal MRP dan Otsus juga dicap sebagai sepratis dan diklaim sebagai kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM). Sementara, persipura adalah tim kebanggaan orang Papua saat ini.
Sombuk mengatakan, dari sisi akademisi, Arnold meletakan dasar atropologi atau meletakan dasar etnopsikologi yang merupakan ciri tersendiri dari bagian antropologi. Gerakan yang dilakukan saat itu oleh AP adalah gerakan anropologi namun tak mendapat ruang. Akhirnya, dipandang sebagai gerakan politik. Selanjutnya, Arnold AP sekeluarga diincar. Alhasil, Arnold AP terpaksa harus dibunuh dengan cara ditembak di Pasir II Jayapura sejak itu.
Pada Jumat, 26 April 2013 kali ini adalah peringatan ke 29 tahun kematian sang budayawan Papua ini. Penangkapan Arnold C. AP sendiri terjadi pada 30 November 1983 dalam Operasi Tumpas dibawa kendali Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopasandha). AP dibunuh oleh kopasandha (kini kopasus) pada 26 April tahun 1984. (Jubi/Musa)
No comments:
Post a Comment