Aksi mahasiswa Papua di Semarang, Rabu, (01/05/13). Foto: Bery
Semarang, MAJALAH SELANGKAH -- Puluhan
Mahasiswa asal Papua di Kota studi Semarang dan Salatiga yang tergabung dalam Forum
Komunikasi Mahasiswa Papua Semarang (FORKOMPAS) dan Solidaritas Mahasiswa
Peduli Papua (SMPP Salatiga) turun jalan melakukan aksi damai untuk menolak
kekuasaan Indonesia atas Papua Barat, Rabu (1/05/2013).
Massa aksi
mengawali long march dari depan
Masjid Agung dan berakhir di Polda Jawa Tengah, jalan Pahlawan. Aksi damai
berlangsung dibawah pengawalan ketat aparat kepolisian dari Poltabes Kota
Semarang.
Aksi massa
menyampaikan orasi di beberapa titik seperti, Tugu Air Mancur Universitas
Diponegoro dan beberapa tempat lainya.
"Aneksasi paksa
yang dilakukan oleh republik Indonesia untuk tanah Papua adalah hanya ingin
memanfaatkan kekayaan alam Papua saja, sama sekali Indonesia tidak menyukai
orang Papua. Oleh karena itu, kami menungutuk keras aneksasi yang pernah
dilakukan oleh negara Indonesia 50 tahun yang lalu serta kami minta
pertanggungjawaban. Kami ingin menentukan nasib sendiri,"kata Otis Tabuni
dalam orasinya.
Sela-sela aksi, juru
bicara Ambrosius Yobee meminta tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dalam
aneksasi Papua serta tinjau kembali keputusan yang berjalan sepihak.
"Sejak
bergabungnya Papua kedalam Republik Indonesia, terjadi banyak kekerasan di
Papua, pelanggaran HAM dengan cara operasi militer, penghilangan nyawa secara
paksa, penyiksaan hingga penangkapan sewenang wenang serta pembentukan milisi pro
NKRI. Oleh karena itu kami minta kepada pihak-pihak yang terlibat dalam
aneksasi Papua kedalam NKRI harus bertanggun jawab dan meninjau kembali
keputusan yang merugikan masyarakat Papua itu,"tutur Yobee.
Aksi berjalan
tertib dan membubarkan diri dengan sambil meneriakan yel-yel khas Papua. (MS/Dimai/Ambros/Bery)
No comments:
Post a Comment