Oleh:
Abraham Goo
Masalah politik Papua sangat penting. Masalah itu harus diketahui dan dibicarakan di tingkat nasional dan internasional. Perlu dikaji kembali sejarah status Indonesia di Papua. Mulai dari Pepera 1966, hingga pemekaran-pemekaran di Papua yang tidak terkontrol, pemberian otonomi khusus yang telah gagal, pemberian UP4B, dan sekarang otonomi khusus plus. Entah apalagi yang akan diberikan Pemerintah Indonesia.
Semua kebijakan pemerintah
Indonesia yang diterapkan di Papua gagal total, mengapa demikian? Perlu mencari
akar permasalahan yang memicu tidak terlaksananya kebijakan-kebijakan ini.
Dalam orasi pada demo
damai oleh aktivis dan pemerhati masalah
Papua, mereka mengatakan bahwa Masalah Papua bukan masalah kesejahteraan,
masalah Papua adalah masalah status politik, masalah yang ada akarnya. Sehingga
harus diselesaikan secara mengakar.
Indonesia sangat keras
kepala mempertahankan Papua dengan semboyan NKRI Harga mati, Di lain pihak,
orang Papua pun tetap mempertahankan perjuangan dalam pembebasan Papua Barat Papua Merdeka Harga Mati. Indonesia menunjukkan
sikap anstisipasi terhadap berbagai tindakan orang Papua dalam memperjuangkan
Papua Merdeka.
Setelah kantor perwakilan
Organisasi Pembebasan Papua Barat di buka di Oxford Inggris. Pemerintah
Indonesia mulai gencar membicarakan strategi-strategi dalam menghentikan
langkah pergerakan ini.
Indonesia takut masalah
Papua menjadi pembicaraan negara-negara
lain, karena jika status politik Indonesia atas Papua segera diketahui dunia
dan mulai dibicarakan di banyak negara, terus diketahui akar permasalahan yang
selama ini terjadi di Papua. Indonesia segera akan kehilangan Papua, maka
Pemerintah Indonesia mulai mengambil langkah-langkah yang aneh, sebagai strategi dalam mengantisipasinya.
Salah satu strategi yang
diterapkan Indonesia adalah dengan tidak merespon dan tidak membicarakan
permasalahan-permasalahan, seperti pelanggaran HAM, dan pelanggaran-pelanggaran
lainnya yang terjadi terhadap orang Papua dan tanah Papua, di tingkat nasional
Indonesia, maupun di tingkat Internasional, baik di siaran-siaran berita, media
masa, dan lainnya.
Yang menjadi keseriusan
Pemerintah Indonesia adalah terus mengontrol, jangan sampai permasalahan HAM
Papua menjadi pembicaraan di negara-negara lain. Jika ada negara lain yang
membicarakan permasalahan HAM Papua, Indonesia segera membangun hubungan kerjasama bilateral.
Salah satu hubungan
kerjasama aneh oleh pemerintah
Indonesia adalah sepeti yang dilakukan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
terhadap Pemerintah Papua Nugini baru-baru ini.
Hubungan kerjasama Indonesia
Papua New Guinea ini dilakukan setelah West Papua mendapat dukungan untuk bergabung
dalam Melanesia Spearhead Groups. Baca, http://majalahselangkah.com/content/indonesia-ingin-kerja-sama-dengan-png.
Di tingkat nasional
Indonesia, pemerintah Indonesia menarik simpati dengan memberlakukan beberapa
terobosan dalam bidang pendidikan yang diperuntukan bagi anak-anak Papua,
diantaranya adalah dengan memberikan bantuan beasiswa untuk siswa-siswi Papua
yang akan melajutkan pendidikan tinggi dalam negeri. Baca, http://majalahselangkah.com/content/600-siswa-papua-diberi-beasiswa-afirmasi.
Selain itu presiden
Republik Indonesia (SBY) diberitakan telah perintahkan kepada Kementerian
Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Pendidikan Sumber Daya Manusia (BPSDM)
untuk mencari 40 orang anak asli Papua untuk disekolahkan sebagai pilot. Baca, http://majalahselangkah.com/content/perekrutan-40-pilot-papua-diminta-jangan-dipolitisir
.
Hal ini dilakukan dalam
mengantisipasi masalah Papua tadi. Setelah Indonesia memberikan luka batin,
trauma dan lainnya dalam sistem yang diberlakukan. Orang Papua sangat sulit untuk
penyesuaian dalam Negara Indonesia yang
notabene adalah mayoritas Melayu, Islam, berbeda secara fisik, berbeda
budaya, sehingga sering mendapatkan tindakan-tindakan diskriminasi,
intimidasi, dan lainnya.
Papua dihadapkan pada
dilema, walaupun orang Papua tahu bahwa sejarah Papua beda dengan sejarah orang
Indonesia, walaupun Pepera 1966 yang berjalan dengan penuh kecurangan dan manipulasi,
walaupun banyak tindakan pemusnahan etnik Melanesia West Papua terus
dilancarkan.
Melalui beberapa orang
Papua, Indonesia mencoba memberikan keyakinan dunia bahwa, Orang Papua masih
menginginkan menjadi bagian dari NKRI, salah satunya adalah seperti yang
terjadi baru-baru ini, saat delegasi Indonesia diundang di MSG. Baca, http://politik.kompasiana.com/2013/06/19/status-papua-dalam-ri-paska-msg-570086.html.
Ini merupakan salah politik
halus Indonesia. Dalam usaha-usaha untuk mempertahankan Papua dalam NKRI. Dari
banyak aksi pemerintah Indonesia terhadap kepentingan-kepentingan sepihaknya.
Indonesia harus bisa
mungkin mengakui kedaulatan West Papua sebagai suatu bangsa Merdeka. Karena
itulah yang menjadi keinginan Suku/Bangsa Papua yang mendiami pulau Nova guinea
Barat, di Pasifik.
http://majalahselangkah.com
Stop segala klaim dan manipulasi politik, segala bentuk pemusnahan,
dan lainnya yang selama ini diberlakukan di Papua demi kepentingan ekonomi
Indonesia dan antek-antekmu.
Kami
adalah manusia yang memiliki kebebasan untuk hidup
di dunia sebagai sebuah bangsa yang merdeka, di tanah kami, bebas
menikmati alam kami, hidup harmonis dengan alam kami, di atas tanah
kami, West Papua, dalam temaran cahaya Bintang Kejora.
Penulis
adalah salahsatu mahasiswa Papua.
No comments:
Post a Comment