Menurut Yoman, buku ini kumpulan artikel-artikel opini yang telah dimuat di media cetak dan elektronik lokal, maupun nasional. “Isi buku ini opini saya yang dimuat media Bintang Papua, Pasific Post, Jubi, The Jakarta Post,” kata Sokratez. Ia menyampaikan terima kasih kepada media yang mempublikasikan karyanya yang kemudian menjadi buku yang akan dibaca banyak kalangan ini.
Menurut Sokratez, kumpulan-kumpulan opini ini tidak bermaksud lain, selain mendidik dan menyadarkan kaum yang belum sadar dengan dirinya, sejarahnya, keberadaannya, nasibnya di masa lalu dan yang akan datang, pembicaraan dan tindakannya. “Bagian dari pendidikan dan penyadaran,” katanya.
Sebagai pendeta, lanjut Yoman, harus menyampaikan khotbah kepada umat. “Khotbah kepada umat yang belum mengerti mengenai persoalan Papua, kita ajarkan, kebenaran. Ini khotbah saya,” tutur Yoman, yang juga Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Babtis Papua ini.
Selain itu, penulis ingin mengajak pemerintah dan semua pihak berpikir sebagaimana orang Papua pikir. “Buku ini mengajak kita pikir seperti orang Papua pikir,” kata Giyai.
Sekadar diketahui, menurut Yoman, ada hambatan dalam proses percetakan bukunya. “Ada yang datang meminta ganti judul ini,” katanya. Sehingga tantangan itu memacu dirinya terus menceritaknya. “Kita makin terpacu karena ada yang mereka mau sembunyikan dengan larangan itu,” tambahnya.
Buku ini telah dicetak percetakan Cenderawasih Press 3.000 eksemplar. Buku-buku itu telah tersebar ke sejumlah toko buku. Janji Yoman, nanti ada buku yang ke 15 akan menyusul dengan judul: “Apakah Indonesia Menjajah dan Menduduki Bangsa Papua?” Sebelumnya, dia juga pada Sabtu (2/3) lalu, meluncurkan buku yang ke 13 dengan judul: “Otonomi Khusus Papua Telah Gagal”. (Jubi/Mawel)
http://tabloidjubi.com/2013/03/06/sokratez-sofyan-yoman-saya-bukan-bangsa-budak/
No comments:
Post a Comment