oleh Papua Barat Media dengan sumber-sumber lokal
FOTO PENANGKAPAN WARGA PAPUA
April 13, 2013
Pekerja
hak asasi manusia independen di Kabupaten Puncak Jaya telah melaporkan
bahwa polisi Indonesia dan militer di distrik dataran tinggi terpencil
Tolikara telah terus sewenang-wenang menangkap warga sipil, diduga untuk
mengisi kuota penangkapan yang diperlukan untuk promosi, sebagai bagian
dari tindakan keras rutin terhadap warga sipil menyembunyikan
pro-kemerdekaan berpikir di Papua.
Tiga
warga sipil juga ditangkap oleh tentara Indonesia gabungan (TNI) dan
Polri peleton pada tanggal 9 Maret di pasar Pasar Lama di Kota Mulia,
Puncak Jaya. Nonggop
Tabuni, Delemu Enumby dan Jelek Enembe, ditangkap berdasarkan tuduhan
palsu menurut saksi yang diwawancarai oleh pekerja hak asasi manusia,
meskipun sifat yang tepat dari tuduhan palsu itu tidak dilaporkan.
Sumber
kredibel juga melaporkan bahwa motif yang sama berada di balik
penangkapan sewenang-wenang dan pemukulan yang dituduhkan oleh Polda
Papua (POLDA) di Tolikara pada tanggal 1 April.
Polisi
dari stasiun Tolikara menangkap seorang petani 35 tahun, Yosia Karoba,
9, .25 pagi pada tanggal 1 April, ketika ia sedang berdiri di depan
sebuah kios di Jalan Irian Tolikara. Korban
ditangkap dengan dalih gagal membawa KTP-nya (Kartu Tanda Penduduk),
undang-undang era Soeharto dirancang untuk mengidentifikasi Komunis yang
telah santai mana-mana tapi Papua.
Karoba
kemudian ditangkap "kasar" dan dibawa ke kantor polisi Tolikara,
menurut laporan saksi, namun keluarga Karoba yang tidak memiliki
informasi mengenai status atau keberadaannya saat ini sejak
penangkapannya. Keluarga Karoba dan pekerja hak asasi manusia terus kekhawatiran serius bagi keamanan dan kebebasan dari penyiksaan.
Sumber
hak asasi manusia mengatakan Papua Barat Media bahwa penangkapan
Tolikara termotivasi untuk kepentingan promosi polisi, dengan menangkap
warga sipil tak berdosa dan terus membuat korban warga sipil Papua yang
tidak berdosa.
Tidak
ada indikasi belum bahwa penangkapan yang terhubung dengan operasi
besar-besaran sedang berlangsung menargetkan pejuang Tentara Pembebasan
Nasional di bawah Goliat Tabuni, diburu setelah mereka membunuh enam
tentara pasukan khusus Kopassus pada tanggal 21 Februari. Dengan
media independen sangat dibatasi oleh operasi, rincian penangkapan
menyapu warga sipil selama operasi lain telah diverifikasi, namun
sumber-sumber lokal melaporkan bahwa ratusan bahkan ribuan warga sipil
telah ditahan atau dipaksa melarikan diri dari desa mereka selama
operasi.
Kunjungan kerja Wamendagri ke Provinsi Papua Pegunungan fokus pada stunting
dan gizi buruk
-
Wamena, Jubi – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Ribka Haluk
melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Papua Pegunungan pada Senin, 18
November 2024. K...
46 minutes ago
No comments:
Post a Comment