Perasaan takut walau ingin bersuara, selalu dialami oleh sebagian besar penduduk di Kabupaten Paniai. Ketakutan makin bertambah karena dalam kurun waktu dua tahun terakhir selalu ada penambahan pasukan dari luar Paniai, bahkan luar Tanah Papua.
“Terus menerus kami bicara supaya jangan kirim pasukan. Tapi, ini belum ada respon. Masyarakat sudah pada takut, dari dulu traumanya, jadi Densus 88 itu ditarik saja,” ujar Pemuka Jemaat Kingmi Papua di Paniai, Pendeta Nicolaus Degei, Kamis (25/4).
Kata dia, beberapa kali ada pengejaran kelompoknya John Yogi. Tetapi, anehnya, warga sipil yang tidak tahu apa-apa ikut ditangkap. Ada juga yang diintimidasi, dalam tekanan minta antar ke tempat persembunyian John Yogi Dkk.
“Masyarakat ini, umat kami ini, tidak tahu apa-apa. Mungkin karena satu suku, badan hitam, rambut keriting, dikira mereka juga anggotanya John Yogi. Padahal tidak. Harus bedakan, jangan samakan semua. Umat kami banyak yang ketakutan, karena mengalami hal-hal begitu,” tuturnya.
“Anggota kalau turun, tidak bedakan anak ka perempuan ka, semua perlakukan sama. Ada beberapa warga sempat ditangkap bodoh-bodoh. Padahal tidak ada indikasi mereka anggota John Yogi. Tentang kejadian itu, data-datanya ada,” kata Degei.
Sejumlah tindakan tersebut, menurutnya, menunjukan arogansi aparat keamanan yang ditugaskan di Kabupaten Paniai. “Seenak mereka tangkap, perlakukan tidak manusiawi, dianiaya, teror. Ada data, aparat sudah tidak profesional,” ujar Pendeta Nico.
Menindaklanjuti suara masyarakat, ia mengatakan, lembaga independen termasuk Komnas HAM harus turun investigasi rentetan kasus kekerasan di Kabupaten Paniai. Kemudian, Kapolda dan Kapolri, termasuk Pangdam, diminta agar segera menghentikan tindakan anak buahnya. (Jubi/Markus You)
http://tabloidjubi.com/2013/04/26/pasukan-densus-88-diminta-ditarik-dari-paniai/
No comments:
Post a Comment