Peringatan aneksasi ini dibagi dalam tiga bentuk. Pertama, peringakatan diawali dengan sidang perdana Parlemen Nasional West Papua (PNWP). Sidang perdana ini dipimpin langsung Ketua Dewan, Buctar Tabuni.
Sementara sidang berlangsung, rakyat Papua berorasi di luar gedung di bawah komando Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Victor Yeimo. Yeimo mengajak massa rakyat merenungkan 50 tahun aneksasi.
“Hari ini Indonesia merayakan integrasi. Mereka merayakan, berpesta pora karena berhasil menguras kita, mencuri, memperkosa dan membunuh kita,”tegasnya.
Tetapi, menurut Victor Yeimo, rakyat PApua Barat memperingati pengalaman awal orang Papua bermimpi buruk bersama Indonesia. “Kita memperingkati dan merenungkan perjalanan 50 tahun yang sangat panjang ini,”tegasnya lagi.
Kedua, usai sidang, peringatan dilanjutkan dengan ibadah peringatan 50 tahun nasib Papua Barat di dalam negara kesatuan RI. Ketiga, orang-orasi politik dari berbagai faksi politik yang hadir.
Buctar Tabuni, Ketua Dewan Parlemen Nasional West Papua (PNWP, dalam orasi politiknya mengatakan 50 tahun merupakan perjalanan yang panjang. “Perjalanan panjang ini tidak mengubah semangat perjuangan. Semangat perjuangan mesti makin baik dari waktu-waktu sebelumnya,”katanya.
“Perjuangan ideologi kita mesti makin baik. Ideologi kita tidak akan pernah mati,”tegasnya.Kemudian Ketua Dewan mengakjak rakyat Papua Barat bangkit kembali dengan semangat baru. “Kita bangkit lagi dengan semngat yang lebih dari sebelumnya,”katanya. (Jubi/Mawel)
No comments:
Post a Comment